Renang |
Penyelenggaraan
Kejuaraan Renang Antarperkumpulan se Indonesia (KRAPSI) ke 34 di Bandung
berjalan tertib dan lancar namun para atlet mengaku kesulitan tampil maksimal. Panitia
penyelanggara kejuaraan yang berlangsung 27-30 Desember 2012 di kolam renang
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini memang cukup kesulitan mengatur
peserta yang mencapai lebih dari 1000 orang tersebut.
Panitia
yang berasal dari klub ESG Bandung ini membagi jadwal lomba dalam dua termin
besar. Untuk para perenang kelompok umur III dan IV (15 tahun ke bawah),
perlombaan berlangsung pukul 08.00-13.00. Sementara untuk KU I, II dan senior
yang jumlahnya lebih sedikit, lomba berlangsung pukul 14.00 sampai selesai.
Dengan
pembagian waktu seperti ini, panitia mampu menghindari kejadian seperti KRAPSI
ke 29/2007 di tempat yang sama. Saat itu, para atlet renang usia dini (di bawah
15 tahun) banyak yang mengalami pingsan karena harus berlomba hingga pukul
21.00 saat suhu air kolam mencapai 18 derajat celcius.
Soal
suhu air kolam yang dingin ini ternyata juga masih menjadi ganjalan di KRAPSI
kali ini. Lokasi kolam renang UPI yang terletak di jalan Setiabudi, menuju arah
Lembang memang cukup dingin, bahkan suhu air kolam dapat mencapai di bawah 20
derajat celcius.
Suhu
air kolam yang dingin ini, ditambah angin pegunungan yang keras membuat para atlet
kesulitan tampil maksimal. Air yang dingin menyulitkan gerak
otot secara maksimal. Sementara
suhu dingin dan udara tipis juga menyulitkan nafas. Idealnya, suhu air kolam standar
FINA adalah 25-28 derajat celcius. Hasil
atau rekor kejuaraan tetap diakui, namun kalau untuk ukuran nasional
-apalagi regional atau internasional,
butuh prasyarat yang lebih berat
Syarat
itu antara lain, suhu air kolam, panjang kolam serta jumlah lintasan. Dalam
KRAPSI 32/2012 kali ini, setiap heat
atau seri memperlombakan 10 atlet untuk sekaligus bersaing. Padahal standar FINA menyebut hanya 8 peserta untuk setiap seri atau heat,
dengan dua lintasan dikosongkan. Ini
untuk menghindarkan gelombang air yang akan merugikan atlet yang berada di lintasan pinggir.
Pemisahan
acara untuk kelompok umur III-IV dan I-II dan senior ini juga berisiko atlet
harus berlomba dalam waktu berdekatan. Waktu pemulihan buat atlet menjadi lebih
singkat sebelum dia harus turun pada nomor berikutnya.
Meski
begitu, hari pertama KRAPSI 34, Kamis (27/12) ditandai terciptanya beberapa
rekor KRAPSI baru seperti yang dicatat oleh atlet renang nasional Raina Saumi. Hari
pertama juga ditandai dengan asbennya atlet renang asal klub ESG Bandung, Eliza
Delanira. Meski tercatat dalam buku acara, Eliza ternyata tidak diturunkan oleh
klubnya. Atlet ini sempat dipermasalahkan karena turun memperkuat klub Jakarta
saat penyelenggaraan Kejuaraan renang Antar Perkumpulan Daerah (KRAPDA) DKI,
7-9 Desember 2012 lalu dengan menggunakan nama Delanira E.
KRAPSI
ke 34 akan berlangsung hingga Minggu (30/12).
(Muhammad Tio Istinanda 102050164 | Unpas Bandung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar