Rabu, 26 Desember 2012

Secercah Harapan Tunggal Putri Indonesia

Susi Susanti, Mia Audina, Maria Kristin


Siapa yang tidak kenal dengan Susi Susanti? Ratu bulutangkis terbaik negri ini dengan sejuta prestasi. Berbagai kejuaraan nasional dan internasional diraihnya, prestasi tertinggi emas olimpiade Barcelona tahun 1992, perunggu olimpiade Atlanta tahun 1996 dan sukses membawa piala Uber tahun 1994 dan 1996.

Setelah Susi Susanti ada nama Mia Audina yang juga sukses membawa pulang medali perak olimpiade Atlanta 1996 dan menjadi kunci kemenangan tim Uber Indonesia tahun 1996 dikala umurnya masih 14 tahun. Namun setelah Mia pindah kewarganegaraan ke Belanda belum ada tunggal putri yang prestasinya secemerlang mereka berdua. Sempat ada nama Maria Kristin Yulianti yang mencuat pada tahun 2008, menjadi runner up Indonesia Open Super Series, motor tim Indonesia di piala uber 2008 sehingga mampu menjadi runner up, serta medali perunggu olimpiade Beijing 2008. Namun sayang, cedera berkepanjangan yang membekapnya membuat Maria Kristin harus gantung raket di usia produktif seorang atlet.

Namun setelah itu, nama tunggal putri Indonesia seakan tenggelam ditelan bumi. Tidak ada gelar internasional yang dihasilkan, bahkan sering dianggap sebagai “penghias draw” yang hanya ada di round 1 atau round 2. Diparuh akhir tahun ini muncul nama Lindaweni Fanetri. Menjadi runner up Vietnam Gran Prix, semifinalis Indonesia Grandprix Gold, runner up Taipei Grandprix Gold, dan baru baru ini juara India Grandprix Gold, menjadi sedikit angin segar tunggal putri  negri ini. Walaupun raihannya belum di kelas Super Series, namun bukan berarti tidak ada harapan. Kita tunggu saja kejutan yang akan diberikan Linda dan kepungurusan PBSI yang baru tahun depan. Bukan hanya tunggal putri, tapi maju disemua sektor. Semoga!!

 (Muhammad Tio Istinanda 102050164 | Unpas Bandung)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar