Susi Susanti, Mia Audina, Maria Kristin |
Siapa
yang tidak kenal dengan Susi Susanti? Ratu bulutangkis terbaik negri ini dengan
sejuta prestasi. Berbagai kejuaraan nasional dan internasional diraihnya, prestasi
tertinggi emas olimpiade Barcelona tahun 1992, perunggu olimpiade Atlanta tahun
1996 dan sukses membawa piala Uber tahun 1994 dan 1996.
Setelah
Susi Susanti ada nama Mia Audina yang juga sukses membawa pulang medali perak
olimpiade Atlanta 1996 dan menjadi kunci kemenangan tim Uber Indonesia tahun 1996
dikala umurnya masih 14 tahun. Namun setelah Mia pindah kewarganegaraan ke
Belanda belum ada tunggal putri yang prestasinya secemerlang mereka berdua.
Sempat ada nama Maria Kristin Yulianti yang mencuat pada tahun 2008, menjadi
runner up Indonesia Open Super Series, motor tim Indonesia di piala uber 2008
sehingga mampu menjadi runner up, serta medali perunggu olimpiade Beijing 2008.
Namun sayang, cedera berkepanjangan yang membekapnya membuat Maria Kristin
harus gantung raket di usia produktif seorang atlet.
Namun
setelah itu, nama tunggal putri Indonesia seakan tenggelam ditelan bumi. Tidak
ada gelar internasional yang dihasilkan, bahkan sering dianggap sebagai “penghias
draw” yang hanya ada di round 1 atau round 2. Diparuh akhir tahun ini muncul
nama Lindaweni Fanetri. Menjadi runner up Vietnam Gran Prix, semifinalis
Indonesia Grandprix Gold, runner up Taipei Grandprix Gold, dan baru baru ini
juara India Grandprix Gold, menjadi sedikit angin segar tunggal putri negri ini. Walaupun raihannya belum di kelas
Super Series, namun bukan berarti tidak ada harapan. Kita tunggu saja kejutan
yang akan diberikan Linda dan kepungurusan PBSI yang baru tahun depan. Bukan
hanya tunggal putri, tapi maju disemua sektor. Semoga!!
(Muhammad Tio Istinanda 102050164 | Unpas Bandung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar